KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin
communis yang berarti ‘sama’. Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima
pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another).
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk
reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi
primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka
peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan
pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara,
tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi
transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya
akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan
termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20
karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”,
hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.
Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi
bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat
akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi
menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,
namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar
komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen
komunikasi adalah:
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Saluran (channel) adalah media dimana pesan
disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari
penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang
bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”)
Sejarah ilmu komunikasi
Ilmu komunikasi secara meluas
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa
digambarkan seperti berikut.
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud
berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang
dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa
ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui
suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari
komunikator ke komunikan.
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan
dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti
oleh komunikan itu sendiri.
Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback)
atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau
memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang
atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon
dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.
Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada
teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat
menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya
adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).
Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan
(message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang
hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang
sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm
pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi
menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang
lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai
kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional
adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini
akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang
mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam
perkembangannya.
Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh
Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan
pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi.
Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan
penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi
yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus
mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan
nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses
negosiasi makna.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan
Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat
menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut
pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Latar belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir
seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya
antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
Unsur – Unsur Komunikasi
1. Sumber
2. Komunikator
3. Pesan
4. Channel/ Saluran
5. Komunikasi
6. Efek
7. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses
komunikasi
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian
pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat
berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
2. Komunikator
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
– Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang
menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan
tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
– Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai
komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka
setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan
terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan
menghambat terhadap efektivitas komunikasi.
-Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa
ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan
bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita
sampaikan kepada audience.
3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan
oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari
komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.
4. Channel/ Saluran
Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga
disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian,
yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan
oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa
adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televisi.
5. Komunikasi
Komunikasi dapat digolonhkan menjadi 3 jenis yaitu
personal, kelompok dan massa.
Dari sasarannya dapat di arahkan kedalam komunikasi
personal, kelompok dan komunikasi massa.
a. Komunikasi Personal
Komunikasi yang ditujukan kepada satu orang
saja(tunggal).
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu.
c. Komunikasi Massa
Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi
yang menggunakan media massa.
Pada dasarnya komunikasi dicirikan oleh sejumlah
atribut tertentu. Atribut-atribut dan efektivitas tersebut antara lain:
1. Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari.
Tidak ada seorangpun yang dapat menghindari diri dari
interaksi dalam bermasyarakat. Orang selalu mencari interaksi sosial. Apabila
interaksi terjadi komunikasi tidak dapat dihindari akan menimbulkan kontak
sosial. Semua perilaku memiliki potensi sebagai pesan yang dapat melekatkan
arti bagi persepsi orang lain.
2. Komunikasi merupakan konsep transaksional
Konsep komunikasi sebagai proses dari interaksi tak
terputus dari sejumlah variabel yang tidak terhitung banyaknya dengan perubahan
terus-menerus dalam nilai-nilai yang diambil dari variabel-variabel itu.
3. Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan
atau informasi telah terpengaruh
Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau
informasi telah terpengaruh olehnya, si penerima telah mengaitkan arti tertentu
pada perilaku. Penerima tidak hanya bereaksi terhadap perilaku dalam wilayah
Persepsinya, ia juga menggunakan pribadinya secara
menyeluruh dalam proses interprestasi.
4. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri diluar
konteks
Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri di luar
konteks. Apabila dikaitkan dengan persuasi, kita dapat menyatakan bahwa
faktor-faktor konteks dan bukan pesan seringkali menjadi determinan bagi adanya
tanggapan.Konteks tidak hanya mungkin mengubah proses komunikasi tapi juga bercerita
mengenai banyak hal tentang perilaku yang diamati.
6. Efek
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu
sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita
inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi
berhasil.
7. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses
komunikasi
1)Empat tahap proses komunikasi menurut Cutlip dan
Center, yaitu:
– pengumpulan fakta
– Perencanaan
– Komunikasi
– Evaluasi
2)Prosedur mencapai effect yang dikehendaki menurut
Wilbur Schraam, yaitu:
– Attention (perhatian)
– Interest (Kepentingan)
– Desire (Keinginan)
– Decision (Keputusan)
– Action (Tindakan)
Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena
dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi
harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver).
Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada
penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta
visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus
melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
Ide (gagasan) => Si Sender
Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si
sender disampaikan dalam kata-kata.
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa
lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat
dsb.
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya
perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang
ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh
si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang
nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak
dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada
organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya
dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat
dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja bila
penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh
individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara
organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan
komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan
tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan
kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang
ilmu daripada sekarang. Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang
dianutnya. Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri. Definisi
ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan
pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya.
Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu
lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu
sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk
lahirnya Ilmu Komunikasi. Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber,
Daniel Lerner dan Everett M. Rogers. Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul
Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli
matematika.
Hambatan Dalam Komunikasi
Komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan
informasi antara satu orang dengan orang yang lain. Sebagai makhluk sosial
manusia pasti melakukan komunikasi agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya,
oleh karena itu komunikasi saat erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
sosial.
Faktor hambatan yang biasanya
terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a. Hambatan
Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang
memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan
pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi,
akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi
dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
b. Hambatan
Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas,
akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
1. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu
cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi.
2. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada
kata-kata yang pengucapannya sama.
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak
laki-laki).
3. Adanya pengertian konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing
adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak
orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan
panjang ingatan.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang
berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
c. Hambatan
Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi
yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator
maupun komunikan.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi
yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan
Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang
hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori
komunikasi akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara
tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek
pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi
komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya
radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide
untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap
individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia,
memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan
propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti
perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan
organisasi tersebut. Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar
berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti
mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru
terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik
kelompok. penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi
yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu.
Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad
ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui
komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya.
Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah
berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan
politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan. Sehingga bidang
komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak
orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah
bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial,
pengurusan, antropologi dan psikologi.
Komunikasi
lisan
komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara
langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka.lisan ini
terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat
wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi
yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain
sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
Komunikasi
tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan
dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan
menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh
penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik,
dan lain sebagainya.
komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah
yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang
kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat
menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula
dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
Komunikasi
Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan
simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa
merupakan pencapaian manusia yang paling
impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu
fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana
pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal
ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya,
simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas
suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli di bidang komunikasi nonverbal
biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat,
dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi
nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda
dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal
ataupun nonverbal.
Jenis – Jenis Komunikasi Nonverbal:
Komunikasi Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan
pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,
walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang
sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik.
Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian
cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari
penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai
komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk:
bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan
pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh.
Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan
pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang
dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu,
serta ketepatan waktu (punctuality).
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh
meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase,
misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk
menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan;
atau untuk melepaskan ketegangan.
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda
gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat
atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau
seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan
seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal,
dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu
setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak
yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak
ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang
lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan
menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat
kaki hingga dua belas kaki.
Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki
sampai tak terhingga.
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam
suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut
paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya
suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain
itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e",
"o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan
dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak,
temperatur, penerangan, dan warna.Proses komunikasi dalam suatu o r g a n i s a
s i harus memberi kemungkinan dalam empat
arah yang berbeda, kebawah, ke atas, horizontal
dan diagonal. Deskripsi dar arah komunikasi tersebut sebagai berikut
:
1.Komunikasi ke bawah.
2.Komunikasi ke atas
3.Komunikasi horizontal
4.Komunikasi diagonal
1. Komunikasi ke bawah.
Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke
jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk instruksi,
memoresmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
2. Komunikasi ke atas
Porsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan
komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah,
komunikasike atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah kejenjang
yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan
kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
3. Komunikasi horizontal
Merupakan pertimbangan utama dalam desain
organisasi,namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasihorizontal
yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dariberaneka ragam fungsi
keorganisasian. Misalnya, komunikasiantar produksi dan pemsaran
dalam organisasi bisnis, dsb.
4. Komunikasi diagonal
Merupakan jalur komunikasi yang paling jarang
digunakan,komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiotatidak
dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.
Ada beberapa hambatan terhadap
komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang
kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin
kita dengar.
2. Mengabaikan
informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan
informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal,
kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang
berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi
si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan
bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang
berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai
arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti
satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal
yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat
kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk
menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat
kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Refrensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar