KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiahmempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang
masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau
ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan,
daya persuasi,
dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir
tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill,
Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Organisasi
yang pernah saya ikuti adalah Sepak bola dan dalam Sepak bola Pemimpin
Biasa di sebut Kapten. Kapten
tim dari
sebuah tim sepak bola adalah
seorang pemain yang dipilih sebagai pemimpin tim di lapangan. Seorang pemain
yang lebih tua atau lebih berpengalaman, atau pemain yang memberi pengaruh
besar sering dipilih menjadi kapten. Kapten tim umumnya memakai gelang kapten, Satu-satunya tugas resmi seorang kapten
menurut Peraturan Pertandingan Sepak Bola FIFA adalah berpartisipasi dalam
pelemparan koin untuk menentukan daerah lapangan sebelum memulai pertandingan
atau saat babak adu penalti.[1] Saat pertandingan berlangsung,
kadang-kadang wasit akan berbicara dengan kapten tim tentang perilaku umum
timnya. Selain itu juga, setiap piala yang dimenangkan sebuah tim akan
diserahterimakan kepada kapten saat seremoni pemberian piala. Pada pertandingan
tingkat junior atau yang bersifat rekreasional, kapten sering diberikan tugas
yang lebih tinggi menjadimanajer. Seorang kapten umumnya menjadi titik tumpu
untuk meningkatkan moril dan semangat timnya.
Kapten Tim dalam sepak bola Termasuk Dalam
Type Kharismatik dan Transformasional
Type
Kharismatik
Max
Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih
dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu
dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya
dipandang sebagai kemampuan atau kualitassupernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya
istimewa. Kemampuan-kemampuan
ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang
bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap
sebagai seorang pemimpin.
Type Transformasional
Model
kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam
studi-studi kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang
secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. Menurutnya,
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan
transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan
transaksional. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi
dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya
menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan
para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin transaksional
cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk
memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin
transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman
kepada bawahannya. Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan
transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi
para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka
harapkan.
Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan,
mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus
menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.Hater dan Bass (1988) menyatakan
bahwa “the dynamic of transformational leadership involve strong personal
identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or
goingbeyond the self-interest exchange of rewards for compliance”. Dengan
demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan
mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai
tujuannya. Pemimpin transformasional juga harusmempunyai kemampuan untuk
menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan
bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Menurut
Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para
bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri
demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Yammarino dan Bass (1990) juga
menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan
organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual,
dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya.
Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990),
keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada
tingkat organisasi maupun pada tingkat individu. Dalam buku mereka yang
berjudul “Improving Organizational Effectiveness through Transformational
Leadership”, Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan
transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai “the Four
I’s”.
Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized
influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai
perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan
sekaligus mempercayainya. Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational
motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional
digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang
jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh
tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui
penumbuhan entusiasme dan optimisme. Dimensi yang ketiga disebut sebagai
intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional
harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada
bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan
tugas-tugas organisasi. Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized
consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin
transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan
dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir. Walaupun
penelitian mengenai model transformasional ini termasuk relatif baru, beberapa
hasil penelitian mendukung validitas keempat dimensi yang dipaparkan oleh Bass
dan Avilio di atas. Banyak peneliti dan praktisi manajemen yang sepakat bahwa
model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik
dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996).
Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan
ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya
(style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional
menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh
ahli-ahli sosiologi (seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik
(seperti misalnya Burns 1978). Beberapa ahli manajemen menjelaskan
konsep-konsep kepimimpinan yang mirip dengan kepemimpinan transformasional
sebagai kepemimpinan yang karismatik, inspirasional dan yang mempunyai visi
(visionary). Meskipun terminologi yang digunakan berbeda, namun
fenomenafenomana kepemimpinan yang digambarkan dalam konsep-konsep tersebut
lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Bryman (1992) menyebut
kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan baru (the new leadership),
sedangkan Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya sebagai pemimpin penerobos
(breakthrough leadership). Disebut sebagai penerobos karena pemimpim semacam
ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar
terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali
(reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan
organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur,
proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan
cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan
mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap
tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin penerobos memahami pentingnya
perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan pekerjaan
mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya. Pemimpin penerobos
mempunyai pemikiran yang metanoiac, dan dengan bekal pemikiran ini sang
pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan
praktekpraktekorganisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih
relevan. Metanoia berasaldari kata Yunani meta yang berarti perubahan, dan
nous/noos yang berarti pikiran. Dengan perkembangan globalisasi ekonomi yang
makin nyata, kondisi di berbagai pasar dunia makin ditandai dengan kompetisi
yang sangat tinggi (hyper-competition). Tiap keunggulan daya saing perusahaan
yang terlibat dalam permainan global (global game) menjadi bersifat sementara
(transitory). Oleh karena itu, perusahaan sebagai pemain dalam permainan global
harus terus menerus mentransformasi seluruh aspek manajemen internal perusahaan
agar selalu relevan dengan kondisi persaingan baru. Pemimpin transformasional
dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus
meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna meningkatkan daya
saing dalam dunia yang lebih bersaing.
Berikut
adalah Struktur Organisasi Dalam Sepak bola:
Ketua adalah posisi tertinggi dalam kelompok yang
terorganisir seperti direksi, komite, atau badan deliberatif. Orang
yang memegang posisi biasanya dipilih atau ditunjuk oleh para anggota kelompok.
Ketua memimpin pertemuan dari kelompok yang berkumpul dan melakukan usaha
secara teratur. Ketika
kelompok tidak dalam sidang, tugas ketua sering mencakup bertindak sebagai
kepala, wakil kepada dunia luar dan juru bicara kelompok tersebut.
Sekretaris adalah sebuah profesi administratif yang bersifat asisten atau mendukung. Gelar ini
merujuk kepada sebuah pekerja kantor yang tugasnya ialah melaksanakan
perkerjaan rutin, tugas-tugas administratif, atau tugas-tugas pribadi dari
atasannya. Pekerja atau karyawan ini biasanya melakukan tugas-tugas seperti mengetik, penggunaankomputer, dan pengaturan agenda. Mereka biasanya bekerja di belakang meja.
Sebagian besar sekretaris adalah wanita.
Wakil ketua adalah Melakukan pengawasan
intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah dikerjakan sesuai dengan rencana
kerja dan ketentuan
Bendahara adalah penanggung
jawab (pemegang) atau pengurus keuangan
Seksi Humas adalah mempunyai tugas melakukan hubungan masyarakat serta menyiapkan
bahan penyusunan rencana yang dilaksanakan
Team IT bertugas
untuk melakukan Pengawasan melalui Bidang IT dll.
asisten
pelatih 1 dan 2 melakukan pengembangan rincian seperti teknik bermain maupun
penempatan pemain di lapangan, dan menugaskan hal ini kepada asistennya
sementara ia berkonsentrasi pada masalah yang lebih besar.
Seksi Perlengkapan Bertugas Untuk Menyediakan Perlengkapan Pemain
dll.
Refrensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar