Ejaan Yang
Disempurnakan terbagi menjadi 2 yaitu Lisan dan Tulis.
Lisan :
penggunaan Lisan harus terdapat SPO ,Subyek, Predikat, Objek. contohnya bimo
makan daging, kalimat tersebut sudah benar karna memasuki syarat EYD, daging
makan bimo, kalimat tersebut sudah memasuki syarat EYD namun tetap salah karena
tidak masuk logika..
Tulis :
penggunaan Tulis harus terdapat tanda baca yang benar ,seperti titik atau
koma..
contohnya
disaat kita sedang menulis surat untuk melamar pekerjaan ke suatu perusahaan.
Berikut
adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata yang baik dan benar.
- Kata dasar ditulis sebagai
satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
- Kata turunan (lihat pula
penjabaran di bagian Kata turunan)
- Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola.
- Jika kata dasar berbentuk
gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
- Jika kata dasar berbentuk
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan
ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
- Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai
dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
- Jika kata dasar huruf
awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
- Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba,
kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah
beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
- Gabungan kata atau kata majemuk
- Gabungan kata, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu
kota, sepak bola.
- Gabungan kata, termasuk
istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh:
alat pandang-dengar, anak-istri saya.
- Beberapa gabungan kata yang
sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata
yang ditulis serangkai.
- Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya)
ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil,
bukumu, miliknya.
- Kata depan atau preposisi (di, ke, dari)
ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari,
dll. Contoh: di dalam, ketengah, dari Surabaya.
- Artikel si dan sang ditulis
terpisah. Contoh: Sang harimau marah
kepada si kancil.
- Partikel
- Partikel -lah, -kah,
dan -tah ditulis serangkai. Contoh:
bacalah, siapakah, apatah.
- Partikel -pun ditulis terpisah,
kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun,
dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
- Partikel per- yang
berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis
terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
- Singkatan dan akronim.
Akronim dan singkatan hanya sebaiknya
digunakan sebagai judul jika hal tersebut jauh lebih terkenal daripada
kepanjangannya (misalnya AIDS vs. Acquired Immune Deficiency Syndrome, radar
vs. Radio Detection and Ranging).
Seringkali suatu singkatan yang terkenal
kepanjangannya menggunakan bahasa asing sehingga penutur bahasa Indonesia yang
terbiasa menggunakan akronim/singkatan yang telah diserap dalam bahasa
Indonesia tersebut lebih terbiasa dengan singkatannya. Hal ini juga patut
dicermati. Contoh adalah ASEAN vs. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar