Laman

Selasa, 20 Oktober 2015

MENJABARKAN PENGGUNAAN EYD YANG BAIK DAN BENAR

Ejaan Yang Disempurnakan terbagi menjadi 2 yaitu Lisan dan Tulis.

Lisan : penggunaan Lisan harus terdapat SPO ,Subyek, Predikat, Objek. contohnya bimo makan daging, kalimat tersebut sudah benar karna memasuki syarat EYD, daging makan bimo, kalimat tersebut sudah memasuki syarat EYD namun tetap salah karena tidak masuk logika..

Tulis : penggunaan Tulis harus terdapat tanda baca yang benar ,seperti titik atau koma..
contohnya disaat kita sedang menulis surat untuk melamar pekerjaan ke suatu perusahaan.

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata yang baik dan benar.
  1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
  2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
    • Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola.
    • Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
    • Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahidilipatgandakan.
    • Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
    • Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
  3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
  4. Gabungan kata atau kata majemuk
    • Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
    • Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengaranak-istri saya.
    • Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
  5. Kata ganti (kau-ku--ku-mu-nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
  6. Kata depan atau preposisi (dikedari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepadadaripadakeluarkemari, dll. Contoh: di dalam, ketengah, dari Surabaya.
  7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
  8. Partikel
    • Partikel -lah-kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
    • Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapunbagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
    • Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
  9. Singkatan dan akronim.
Akronim dan singkatan hanya sebaiknya digunakan sebagai judul jika hal tersebut jauh lebih terkenal daripada kepanjangannya (misalnya AIDS vs. Acquired Immune Deficiency Syndrome, radar vs. Radio Detection and Ranging).

Seringkali suatu singkatan yang terkenal kepanjangannya menggunakan bahasa asing sehingga penutur bahasa Indonesia yang terbiasa menggunakan akronim/singkatan yang telah diserap dalam bahasa Indonesia tersebut lebih terbiasa dengan singkatannya. Hal ini juga patut dicermati. Contoh adalah ASEAN vs. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar